Minggu, 14 September 2014



MAKALAH HUMANIORA SEBAGAI ILMU,
TEKNOLOGI DAN NILAI






KELOMPOK 6
DISUSUN OLEH :
                                    KETUA          : OKTRIANA FIETSA
                                    ANGGOTA    : 1. ANIDAR APRILIA
                                                              2. AYU NURUL LESTARI
                                                              3. INDAH LESTARI
                                                              4. IYANG SHENSI NIARTY
                                                              5. NUR THAHARA


POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN DIV KEBIDANAN
2014/2015












KATA PENGANTAR

          Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang karena rahmat dan karunia–Nya kepada Penulis sehingga berhasil menyelesaikan tugas Makalah Humaniora ini.
          Makalah ini berisikan mengenai Humaniora sebagai Ilmu, Teknologi dan Nilai. Tidak lupa Penulis mengucapakan terima kasih kepada ibu Rika Feranita, S.Sos, M.Pd yang telah memberikan tugas ini dan memberikan pengetahuan kepada Penulis dari adanya tugas ini. Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari yang diharapkan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun Penulis harapkan untuk kesempurnaan makalah ini .
          Akhir kata Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berperan dalam penyusunan makalah ini.




                                                                          Palembang, 10 September 2014




                                                                                    Penulis







 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2.   Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1. Bidang-bidang Humaniora…....…….………………….................................3
2.2.   Humaniora dan Etika…………………………………..................................4
2.3. Humaniora dan Agama……………….…………………...............................4
2.4.  Humaniora dan Perkembangan Ilmu dan Teknologi………....................5
2.5.   Relevansi Humaniora dengan Perkembangan IPTEK…………..………......5
2.6. Humaniora Medis…...……………….…………………...............................7
2.7    Humaniora dan ilmu kedokteran…………………………………..………..7
BAB III PENUTUP ...............................................................................................9
3.1.Kesimpulan....................................................................................................9
3.2. Saran .............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...…….10
                                                            








 

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara eksplisit Humaniora tercantum di dalam KIPD II (Dirjen Dikti,1994), dalam rangkaian Humaniora, Filsafat, Metodologi, Etik dan Hukum Kedokteran. Hal ini bertujuan untuk memberi landasan bagi pemahaman tentang ilmu dan profesi kedokteran. Akan tetapi tidak ada ketetapan lebih lanjut tentang arahan, tujuan, lingkup bahasan cabang ilmu, dan buku ajar sebagai rujukan. Hal-hal tersebut diserahkan kepada masing-masing Fakultas Kedokteran.
          Dalam KIPDI III, yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (Dirjen Dikti, 2005), kata humaniora tidak lagi secara eksplisit dicantumkan, tetapi terdapat 2 kompetensi yang berkaitan dengan etika, yakni 1) Kompetensi komunikasi, kemampuan berkomunikasi efektif secara etis, dan 2) Etika, moral, medikolegal, profesionalisme dan keselamatan pasien.Perubahan ini mencerminkan lebih difokuskannya humaniora kepada etikyang antara keduanya bersinggungan, bahkan adanya bagian yang bertumpang tindih.
Humaniora adalah cerita, ide dan kata-kata yang membantu kita merasakan kehidupan dan dunia kita. Humaniora mengenalkan kita pada orang-orang yang tidak pernah kita temui, tempat yang tidak pernah kita kunjungi, dan ide yang tidak pernah terlintas dalam benak kita. Dengan memperlihatkan bagaimana orang-orang lain hidup dan berpikir tentang kehidupan, humaniora membantu kita menentukan apa yang penting dalam kehidupan kita dan apa yang dapat kita lakukan untuk membuatnya lebih baik.

1.2   Rumusan Masalah
1.      Apa saja bidang-bidang dari humaniora?
2.      Apakah hubungan humaniora dan etika?
3.      Apakah hubungan humaniora dan agama?
4.      Apakah hubungan humaniora dan perkembangan iptek?
5.      Apa sajakah relevansi humaniora dengan perkembangan iptek?
6.      Apakah hubungan antara humaniora medis?
7.      Apakah hubungan humaniora dan ilmu kedokteran ?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui bidang-bidang humaniora
2.      Memahami hubungan antara humaniora dan etika
3.      Memahami hubungan antara humaniora dan agama
4.      Memahami hubungan antara humaniora dan perkembangan iptek
5.      Mengetahui apa saja relevasi humaniora dengan perkembangan iptek
6.      Memahami hubungan antara humaniora medis
7.      Memahami hubungan antara humaniora dan ilmu kedokteran



 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Bidang-bidang Humaniora
          Sebagai sebuah bidang studi, humaniora menekankan pada analisa dan pertukaran ide-ide dibandingkan ekspresi kreatif seni atau penjelasan kuantitatif ilmu pengetahuan.
Sejarah, Antropologi, dan Arkeologi mempelajari perkembangan sosial, politik dan budaya manusia.
Literatur, Bahasa dan Linguistik mempelajari bagaimana kita berkomunikasi satu sama lain, dan bagaimana ide dan pengalaman kita akan pengalaman kemanusiaan diekspresikan dan diinterpretasikan.
Filosofi, Etika, dan Perbandingan Agama mempertimbangkan ide tentang makna hidup dan alasan bagi pemikiran dan tindakan kita.
Yurisprudensi menguji nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang menginformasikan hukum kita.
Pendekatan Historis, Kritis, dan Teoritis terhadap Seni merefleksikan dan menganalisa proses kreatif.
            Pembagian bidang humaniora :
Sastra Klasik
Sejarah
Bahasa
Hukum
Literatur
Seni Drama
Musik
Teater
Dansa
Filosofi
Agama
Seni visual
Melukis

2.2 Humaniora dan Etika
          Bila humaniora memusatkan perhatian kepada manusia, Etika sebagai ilmu merupakan bagian dari filsafat yang mempelajari nilai baik-buruk, benar-salah, pantas-tidak pantas dalam kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan manusia dan lingkungannya (Hariadi, 2005). Tampak ada bidang tumpang tindih antara humaniora dan etika. Humanisme atau humanitarianisme dapat berarti juga etika, yakni faham, ajaran, bahwa satu-satunya kewajiban moral manusia adalah bekerja untuk kebaikan, perbaikan dan kesejahteraan manusia (Moris (ed), 1981).
                Unsur kemanusiaan (humaniora) mencakup manusia sebagai makhluk budaya dan nilai kemanusiaan, melingkupi kajian-kajian :
1.      Hakikat manusia sama (Universal)
2.      Kebutuhan hidup manusia
3.      Sikap dan perilaku manusia
4.      Kehidupan manusiawi dan tidak manusiawi
5.      Upaya-upaya memanusiakan manusia

 2.3 Humaniora dan Agama

Semula humaniora mencakup didalamnya juga agama/kepercayaan, tetapi kemudian, sejak William Caxton (1422-1491) (Encycl Britt, 1973) agama dipisahkan dari humaniora mempercayai adanya kekuatan supranatural merupakan naluri manusia. Nilai-nilai agama diturunkan kepada manusia melalui wahyu, yang dibawakan oleh utusanNya. Nilai-nilai religius seharusnya merupakan nilai-nilai yang paling dasar dari segala tata nilai dan karena itu ada titik temu dengan nilia-nilai budaya yang dikembangkan manusia (Muljohardjono,2004).
          Penguasaan ilmu dan pengembangan teknologi adalah upaya pemenuhan kebutuhan manusia. Untuk menjaga tercapainya tujuan tersebut, perlu hal tersebut dijaga, dikoridori oleh nilai-nilai budaya, dan nilai-nilai agama. Para agamawan/ruhaniawan tidak seharusnya terpaku pada kaidah-kaidah klasik dan baku, dalam mengantar, mengawal, perkembangan ilmu dan teknologi agar benar-benar bermanfaat bagi manusia. Agama (Islam) membuka pintu kajian-kajian terhadap rancangan, hasil, dan pemanfaatan dari pengembangan iptek. Pintu tersebut adalah ijtihad. Dengan persyaratan-persyaratan tertentu agamawan/ruhaniawan dapat mengkaji masalah-masalah kemajuan iptek, dan menghasilkan fatwa-fatwa kontemporer yang menjadi dasar yang dapat dipertanggungjawabkan bagi pemanfaatan hasil pengembangan serta rancangan pengembangan selanjutnya.

2.4 Humaniora dan Perkembangan IPTEK
          Penguasaan dan perkembangan ilmu dan teknologi adalah amanat kemanusiaan, oleh karena itu harus memberi manfaat bagi kesejahteraan manusia. Humaniora membawa nilai-nilai budaya manusia. Nilai-nilai tersebut adalah universal. Tanpa humaniora perkembangan ilmu dan teknologi tidak lagi bermanfaat bagi manusia. Perkembangan yang banyak disusupi nilai-nilai bisnis menimbulkan hedonisme yang bermula di masyarakat bisnis, yang berlanjut pada umunya.

2.5 Relevansi Humaniora dengan Perkembangan IPTEK

Seorang pakar teknologi Indonesia, M. T. Zen (2000, 97) dalam sebuah artikelnya Teknologi Nano dan Revolusi Industri Abad Ke-21 mengatakan bahwa pada awal abad ke-21 ini dunia dikuasai 3 bidang teknologi, yaitu teknologi informasi, bio-teknologi, dan teknologi Nano. Teknologi informasi terkait dengan kemajuan di bidang pertelevisian, internet, handphone yang memudahkan penyampaian dan penerimaan informasi dalam akselerasi yang luar biasa. Bioteknologi terkait dengan pemanfaatan di bidang peternakan, pertanian, kedokteran dan teknologi kloning yang memanipulasi gen. Teknologi Nano ialah memanipulasi struktur molekul dengan memanipulasi atom-atom menjadi molekul-molekul. Teknologi nano menjadikan ilmuan mampu mengatur kedudukan atom-atom yang membentuk molekul-molekul. Dalam perkembangan yang mutakhir masih ada satu bidang yang sedang diupayakan oleh negara-negara maju (terutama Amerika), yakni teknologi Terraformasi, yakni penjajagan manusia untuk membuat struktur kehidupan baru di ruang angkasa (misalnya di Planet Mars).


Dimanakah relevansi bidang humaniora terhadap perkembangan teknologi-teknologi tersebut? Dalam teknologi informasi, peran bahasa sebagai sarana komunikasi merupakan hal yang tak dapat diragukan. Sebab sulit dibayangkan sebuah informasi yang disampaikan tanpa melalui bahasa. Dalam Bio-teknologi analisis kritis melalui logika dan etika sangat diperlukan sebagai bahan pertimbangan: seberapa pentingkah pengembangan bio-teknologi itu bagi nilai-nilai kemanusiaan? Cukup masuk akallah melakukan klonasi terhadap makhluk manusia melalui proses aseksual yang pada gilirannya akan melahirkan bentuk penyeragaman manusia? Apa gerangan dampak yang ditimbulkan oleh penyeragaman tersebut bagi eksistensi manusia? Dalam teknologi Nano, M.T. Zen sendiri tidak mampu menjawab pertanyaan yang muncul yakni kemana teknologi Nano akan membawa manusia. Apakah manusia akan sampai ke titik kehidupan buatan (artifical life)? Dalam teknologi Terraformasi, seandainya unsur-unsur kehidupan dapat dibentuk di planet Mars dalam jutaan tahun yang akan datang, sudah siapkah manusia untuk menghuni wilayah baru itu dengan meninggalkan planet bumi sebagai wilayah usang yang menyebalkan? Melalaikan dimensi kemanusiaan (humanior) dalam setiap derap langkah kemajuan Iptek hanya akan menimbulkan “rasa sesal kemudian tiada guna” Jurnal Filsafat, Desember 2003, Jilid 35, Nomor 3214.
Dalam filsafat Yunani, Logos, ethos, dan pathos merupakan sarana dasariah manusia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus dilakukan secara simultan.

2.6 Humaniora Medis
          Humaniora medis merupakan bidang interdisipliner medis dimana termasuk humaniora (literatur, filosofi, etika, sejarah dan bahasa), ilmu sosial (antropologi, studi budaya, psikologi, sosiologi), dan seni (literatur, teater, film dan seni visual) dan aplikasinya terhadap edukasi dan praktek medis.
          Humaniora dan seni memberikan pengertian yang dalam tentang kondisi manusia, penderitaan, kemanusiaan dan tanggung jawab kita satu sama lain, dan menawarkan perspektif sejarah dalam praktek medis. Perhatian terhadap literatur dan seni membantu dalam membangun dan memelihara kemampuan observasi, analisis, empati dan refleksi-diri – kemampuan yang penting bagi pengobatan medis manusia. Ilmu sosial membantu kita memahami bagaimana biologi dan medis menempatkan diri dalam konteks sosial dan budaya dan juga bagaimana budaya berinteraksi dengan pengalaman individual akan kesakitan dan cara ilmu medis dipraktekkan.

2.7 Humaniora dan Ilmu Kedokteran

Lebih khusus dalam kaitan dengan pengembangan ilmu dan teknologi, ialah Iptek Kedokteran. Kedokteran adalah ilmu yang paling manusiawi, seni yang paling indah, dan humaniora yang paling ilmiah (Pellegrino, 1970).

Clauser (1990) berpendapat bahwa mempelajari humaniora – sastra, filsafat, sejarah – dapat meningkatkan kualitas pikir (qualities of mind) yang diperlukan dalam ilmu kedokteran. Kualitas pikir tidak lagi terfokus pada hal-hal hafalan, materi baku, konsep mati, tetapi ditingkatkan dalam hal kemampuan kritik, perspektif yang lentur, tidak terpaku pada dogma, dan penggalian nilai-nilai yang berlaku didalam ilmu kedokteran. Menurunnya studi kedokteran cenderung memfokuskan mindset pada ujian, diskusi yang monoton tentang pasien, hasil laboratorium, insiden, banyak pasien, dan lain-lain. Humaniora membebaskan kita dari terkunci dalam satu mindset. Kita perlu kelenturan dalam mengubah perspektif, dan mengubah interpretasi bila diperlukan. Dengan sastra, seseorang (mahasiswa kedokteran) dapat mengembangkan empati dan toleransi, mencoba menempatkan diri dalam gaya hidup, imaginasi, keyakinan yang berbeda.
Ilmu kedokteran, selain ilmu-ilmu dasar, adalah juga profesi. Pengembangan profesi cenderung mengkotak-kotakkan pada bidang spesialisasi. Seorang spesialis cenderung memahami hanya bidang spesialisasinya saja. Tuntutan efektif-efisien, perhitungan cost-benefit cenderung menghapus nilai empati, kurang dapat menempatkan diri sebagai penderita. Hubungan dokter-pasien menjadi kurang manusiawi. Humaniora memperbaiki kondisi tersebut.




BAB III
 PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1.      Pengembangan ilmu dan teknologi adalah amanat kemanusiaan, untuk kesejahteraan manusia. Oleh karena itu perlu dipandu oleh nilai-nilai humaniora, agar terjamin kemanfaatannya untuk manusia.
2.      Agama seharusnya merupakan nilai yang paling azasi dari seluruh nilai-nilai humaniora. Nilai-nilai agama diharapkan dapat dikembangkan oleh agamawan/ruhaniawan untuk memandu pengembangan ilmu / teknologi dan penerapannya.
3.      Ilmu kedokteran adalah ilmu yang sarat dengan nilai-nilai, namun hal ini sering dilupakan. Oleh karena itu, humaniora perlu diberikan untuk membuat professi medic lebih sensitive terhadap adanya nilai – nilai tersebut dan penerapannya dalam praktek.
4.      Humaniora diharapkan dapat meningkatkan kualitas berfikir, yang ditengarai sebagai sifat kritis, lentur dalam perspektif, tidak terpaku pada dogma, tanggap terhadap nilai-nilai, dan sifat empati.

3.2. Saran
Demikian makalah yang dapat kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing Humaniora Ibu Rika Feranita, S.Sos, M.Pd yang telah memberikan tugas makalah ini.

 

DAFTAR PUSTAKA
Yunus Rahma, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar untuk Kebidanan.Fitramaya:Yogyakarta.
http://dirosahku.blogspot.com/2013/04/makalah-humaniora.html
http://www.scribd.com/doc/66941547/MAKALAH-HUMANIORA
http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2010/01/07/humaniora/
kinanth.googlecode.com/files/makalah.docx

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar